HUBUNGAN PENGETAHUAN PREMENSTRUAL SYNDROM DENGAN UPAYA MENGATASI PREMENTRUAL SYNDROM PADA REMAJA PUTRI DI RW 1 DESA KLUNJUKAN, KECAMATAN SRAGI, KABUPATEN PEKALONGAN
Abstract
Masalah kesehatan reproduksi merupakan masalah yang kompleks sehingga memerlukan penanganan secara intensif dan terkoordinasi baik secara lintas program, lintas sektor maupun lintas disiplin ilmu memperhatikan sosial budaya. Salah satunya adalah masalah reproduksi pada remaja. Menurut suatu penelitian, sekitar 40% wanita berusia 14-50 tahun mengalami premenstrual syndrome. Dalam suatu penelitian terhadap 384 jiwa wanita yang berusia 15 tahun melaporkan bahwa mereka yang mengalami premenstrual syndrome sebanyak 14%. Premenstrual syndrome (PMS) merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita muda pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan emosional yang konsisten. Gejala dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada 7-14 hari sebelum menstruasi dan akan mengilang pada saat menstruasi. Pengetahuan remaja tentang perubahan yang terjadi secara fisik, kejiwaan, dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan premenstrual syndrom dengan upaya mengatasi premenstrual syndrom pada remaja putri di Desa Klunjukan RW 01, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini termasuk penilitian bidang ilmu kebidanan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan pada remaja. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 36 remaja putri sedangkan sampel yang diambil dengan tehnik total sampling pada keseluruhan populasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dengan kuesioner dan data sekunder. Tingkat pengetahuan remaja tentang premenstrual syndrome termasuk kategori cukup 63,9%. perilaku mengatasi premenstrual syndrom termasuk dalam kategori tidak ada upaya sebanyak 94,4%. Hasil analisis bivariat diperoleh hasil p value sebesar 0,283, (0,283>0,05), maka tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan premenstrual syndrome dengan upaya mengatasi premenstrual syndrome pada remaja putri di Desa Klunjukan RW 01, Kecamatan Sragi, Kabupaten pekalongan. Saran diberikan pada remaja putri agar meningkatkan pengetahuan dan upaya mengatasi premenstrual syndrom sehingga meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya.