HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III AKBID ABDI HUSADA SEMARANG
DOI:
https://doi.org/10.52299/jks.v8i2.37Keywords:
Tingkat kecemasan, Gangguan siklus menstruasiAbstract
Penelitian tentang gangguan menstruasi yang dilakukan oleh Sianipar dll (2009) dari 57 responden penelitian, 63,2 % responden mengalami gangguan menstruasi. Salah satu factor psikologis yang diduga dapat memicu terjadinya gangguan siklus menstruasi adalah kecemasan.Dari studi pendahuluan di kampus Akbid Abdi Husada Semarang. Diambil 10 mahasiswi secara acak dari tingkat 1 hingga tingkat 3, menyatakan bahwa semua responden cemas terhadap proses perkuliahan yang sedang ditempuh. Didapatkan hasil 7 orang mahasiswi (70 %) mengalami gangguan siklus menstruasi dengan perincian mahasiswi tingkat 1 sebanyak 1 (10 %) orang, tingkat 2 sebanyak 2 (20 %) orang dan tingkat 3 sebanyak 4 (40 %) orang. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi tingkat III Akbid Abdi Husada Semarang angkatan X. Kecemasan (anxiety) adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Nevid, 2005). Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya (Wiknjosastro, 2005; Octaria, 2009). Jenis penelitian ini adalah penelitian rancangan belah lintang cross sectional untuk mendeskripsikan hubungan tingkat kecemasan dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi tingkat III Akbid Abdi Husada Semarang.Menggunakan sampel 32 mahasiswi dengan teknik purposive sampling.Variabel independen adalah tingkat kecemasan dan variabel dependen adalah gangguan siklus menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 18,8% mahasiswi Akbid mengalami tingkat kecemasan ringan, 15,6% mengalami tingkat kecemasan sedang, 18,8% mengalami tingkat kecemasan berat, 3,1% mengalami tingkat kecemasan berat/panik, 43,8% tidak mengalami tingkat kecemasan. Sedangkan mahasiswi yang mengalami gangguan siklus menstruasi sebanyak 59,4% dan sisanya 40,6% tidak mengalami gangguan siklus atau normal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan gangguan siklus menstruasi. Hal ini didasarkan pada uji Fisher’s exact yang diperoleh p value sebesar 0,000 (p value < 0,05). Saran bagi institusi adalah diharapakan dapat menjadi sumber studi kepustakaan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan para mahasiswi tentang materi psikologi dan menstruasi.