STUDI KOMPARATIF PENGUKURAN LILA (LINGKAR LENGAN ATAS) DAN IMT (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN BERAT BADAN PADA IBU HAMIL KEK (KEKURANGAN ENERGI KRONIK)
DOI:
https://doi.org/10.52299/jks.v7i1.22Keywords:
LILA, IMT, BB, Ibu Hamil, KEK, BangetayuAbstract
Kondisi Kurang Energi Kronis sampai sekarang masih menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Kurang energi pada ibu hamil akan terjadi jika kebutuhan tubuh akan energi tidak tercukupi oleh diet. ibu hamil membutuhkan energi yang lebih besar dari kebutuhan energi individu normal. Hal ini dikarenakan pada saat hamil ibu, ibu tidak hanya memenuhi kebutuhan energi untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk janin yang dikandungnya. Oleh sebab itu jika pemenuhan kebutuhan energi pada ibu hamil kurang dari normal, maka hal itu tidak hanya akan membahayakan ibu, tetapi juga janin yang ada di dalam kandungan. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012, prevalensi ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis di Indonesia sebesar 21,6% (Sandjaja, 2012, hlm. 5). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2012, prevalensi Kurang Energi Kronis wanita usia subur di provinsi Jawa Tengah adalah 17,2% (Depkes RI, 2013). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang jumlah ibu hamil pada tahun 2014 sebanyak 29.026 orang, yang mengalami Kurang Energi Kronis sebanyak 1,147 (3,95%), sedangkan data yang di peroleh dari Puskesmas Bangetayu Semarang jumlah ibu hamil pada tahun 2014 sebanyak 990 orang, yang mengalami Kurang Energi Kronis di puskesmas Bangetayu sebanyak 65 orang (6,56%). Di tahun 2015 hingga bulan November jumlah ibu hamil KEK meningkat sebanyak 90 orang, namun penemuan kasus ini masih menggunakan standar pengukuran pita LILA,danbelum dilakukan pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh). Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi. Kurang Energi Kronis adalah keadaan di mana seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Seorang ibu hamil dikatakan terkena Kurang Energi Kronis apabila LILA < 23,5 cm. Wanita yang bersikeras hamil di kala status gizinya buruk, menghadapi risiko melahirkan bayi berberat badan rendah 2—3 kali lebih besar dibandingkan mereka yang berstatus gizi baik; disamping kemungkinan menyumbang angka kematian pada bayi. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi besaran TB, BB,LILA dan IMT dan mengetahui rasio perbedaan pengukuran LILA dan IMT dari besaran berat badan ibu hamil KEK di wilayah Puskesmas Bangetayu Semarang. Penelitian ini merupakan jenis studi komparatif, dengan membandingkan 2 variabel dependent yaitu ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap variabel independent yaitu berat badan (BB). Rancangan yang digunakan adalah crossectional yaitu pengamatan variabel dependent dan independent secara bersamaan. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 90 orang ibu hamil KEK, dengan jumlah sampel sebesar 48 responden ibu hamil KEK. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa identifikasi Tinggi Badan terpendek 150 cm sebanyak 10,4% dan tertinggi 157 cm sebanyak 4,2%. Identifikasi Berat Badan terendah 32 kg sebanyak 4,2% dan terbesar 46 kg sebanyak 2,1%. Identifikasi Lingkar Lengan Atas (LILA) terkecil 20 cm sebanyak 33,3% dan terbesar 22 cm sebanyak 22,9%. Identifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) terkecil 11,20 sebanyak 2,4% dan terbesar 23,86 sebanyak 2,1%. Hasil analisis perbandingan antara besaran lingkar lengan atas dan Indeks Massa Tubuh dengan Berat Badan dengan standar deviasi absolut 0,135 interval construct 2,00, dengan CI 95%. Hal ini dinyatakan tidak ada rasio perbedaan yang bermakna. Hasil analisis multivariat antara ukuran Lingkar Lengan Atas terhadap Berat Badan didapatkan R-squere 0,00 dan Indeks Massa Tubuh terhadap Berat Badan, didapatkan R-squere 0,923.Hasil ini menunjukkan bahwa setiap 1 kg kenaikan berat badan tidak memberi effek kenaikan ukuran LILA, sedangkan pada ukuran IMT terdapat kenaikan sebesar 0,923. Penelitian ini menunjukkan ada perbedaan pada pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan perbedaan R-squere 0,00 pada LILA dan R-squere 0,923 pada IMT dengan CI 95%